Airborne Disease - [DOCX Document] (2024)

Airborne Disease - [DOCX Document] (1)

AIRBORNE DISEASE – DIFTERI

May 31st, 2012 Posted in General Write comment

AIRBORNE DISEASE

Airborne Diseases bila diterjemahkan secara bebas adalah penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melaui udara. Penyakit di udara mengacu pada setiap penyakit yang disebabkan oleh agen mikroba patogen dan ditularkan melalui udara. Virus-virus dan bakteri dapat ditransmisikan melalui batuk, bersin, tertawa atau melalui kontak pribadi yang dekat. Patogen ini melekat pada partikel debu atau droplet pernapasan dan dapat tetap melayang di udara dan atau mampu berpindah jarak melalui arus udara. Selain itu Airborne diseases juga dapat disebabkan oleh bahan kimia, seperti asbes, Volatile Organic Compounds (VOC), formaldehyde, juga senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok.

Beberapa penyakit airborne disease antara lain Enteritis, Enterokolitis, Pneumonia, Brusellosis, Pertusis, Sinusitis, Laringo trakheitis, Meningitis, Kholesistis, Tuberculosa, Campak, SARS, Difteri, dll.

DIFTERI

Difteria adalah suatu penyakit bakteri akut terutama menyerang tonsil,faring,laring, hidung, adakalanya menyerang selaput lendir atau kulit sertakadang-kadang konjungtiva atau vagin*. Timbulnya lesi yang khas disebabkanoleh cytotoxin spesifik yang dilepas oleh bakteri. Lesi nampak sebagai suatumembran asimetrik keabu-abuan yang dikelilingi dengan daerah inflamasi.Tenggorokan terasa sakit, sekalipun pada difteria faucial atau pada difterifaringotonsiler diikuti dengan kelenjar limfe yang membesar dan melunak. Padakasus-kasus yang berat dan sedang ditandai dengan pembengkakan dan oedema dileher dengan pembentukan membran pada trachea secara ektensif dan dapatterjadi obstruksi jalan napas.

Difteri hidung biasanya ringan dan kronis dengan satu rongga hidung tersumbat dan terjadi ekskorisasi (ledes). Infeksi subklinis (atau kolonisasi ) merupakan kasus terbanyak. Toksin dapat menyebabkan myocarditis dengan heart block dan kegagalan jantung kongestif yang progresif,timbul satu minggu setelah gejala klinis difteri. Bentuk lesi pada difteri kulit bermacam-macam dan tidak dapat dibedakan dari lesi penyakit kulit yang lain, bisa seperti atau merupakan bagian dari impetigo.

Difteri merupakan penyakit yang mengancam jiwa. Tingkat kematian akibat penyakit ini paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua, kematian biasanya terjadi pada tiga sampai empat hari pertama timbulnya penyakit. Pada tahun 2000, diseluruh dunia dilaporkan terdapat 30.000 kasus dan 3.000 orang diantaranya meninggal akibat penyakit ini.

Etiologi

Airborne Disease - [DOCX Document] (2)

Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae, suatu bakteri gram positif berbentuk polimorf, tidak bergerak, tidak membentuk spora dan sensitif terhadap panas, kering, serta sinar matahari. Terdapat dua tipe bakteri Corynebacterium diphtheriae, yaitu bentuk toxigenic dan non-toxigenic. Bentuk toxigenic terdiri atas 4 strain, yaitu gravis, mitis, intermedius, dan minimus. Strain gravis merupakan penyebab kematian terbanyak. Sedangkan bentuk non-toxigenic sering dijumpai pada daerah nasofaring, telinga, dan pada kotoran mata. Strain ini jarang menimbulkan lesi lokal, namun dikaitkan dengan kejadian endokarditis infektif.

Tidak semua orang yang terinfeksi oleh bakteri ini akan menjadi sakit. Keadaan ini tergantung pada titer anti toksin dalam darah seseorang. Titer anti toksin sebesar 0,03 satuan per cc darah dapat dianggap cukup memberikan dasar imunitas. Hal inilah yang dipakai pada tes Schick.

Manifestasi Klinis

Tanda-tanda dan gejala difteri tergantung pada fokus infeksi, status kekebalan dan apakah toksin yang dikeluarkan itu telah memasuki peredaran darah atau belum. Masa inkubasi difteri biasanya 2-5 hari, walaupun dapat singkat hanya satu hari dan lama 8 hari bahkan sampai 4 minggu. Biasanya serangan penyakit agak terselubung, misalnya hanya sakit tenggorokan yang ringan, panas yang tidak tinggi, berkisar antara 37,8oC ± 38,9oC. Pada mulanya tenggorok hanya hiperemis saja tetapi kebanyakan sudah terjadi membran putih/keabu-abuan.

Dalam 24 jam membran dapat menjalar dan menutupi tonsil, palatum molle, uvula. Mula-mula membran tipis, putih dan berselaput yang segera menjadi tebal., abu-abu/hitam tergantung jumlah kapiler yang berdilatasi dan masuknya darah ke dalam eksudat. Membran mempunyai batas-batas jelas dan melekat dengan jaringan dibawahnya. Sehingga sukar untuk diangkat, sehingga bila diangkat secara paksa menimbulkan perdarahan. Jaringan yang tidak ada membran biasanya tidak membengkak. Pada difteri sedang biasanya proses yang terjadi akan menurun pada hari-hari 5-6, walaupun antitoksin tidak diberikan.

Gejala lokal dan sistemik secara bertahap menghilang dan membran akan menghilang. Dan perubahan ini akn lebih cepat bila diberikan antitoksin. Difteri berat akan lebih berat pada anak yang lebih muda. Bentuk difteri antara lain bentuk Bullneck atau maglinant difteri. Bentuk ini timbul dengan gejala-gejala yang lebih berat dan membran menyebar secrara cepat menutupi faring dan dapat menjalar ke hidung. Udema tonsil dan uvula dapat pula timbul. Kadang-kadang udema disertai nekrose. Pembengkakan kelenjer leher, infiltrat ke dalam jaringan sel-sel leher, dari telinga satu ke telinga yang lain. Dan mengisi dibawah mandibula sehingga memberi gambaran bullneck.

Gambaran klinik dibagi dalam 3 golongan yaitu :

1. Gejala umum, seperti juga gejala infeksi lainnya yaitu kenaikan suhu tubuh biasanya subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat, serta keluhan nyeri menelan.

2. Gejala lokal, yang tampak berupa tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu membentuk semu. Membran ini dapat meluas ke palatum molle, uvula, nasofaring, laring, trakea dan bronkus dan dapat menyumbat

Airborne Disease - [DOCX Document] (3)

saluran nafas. Membran semu ini melekat erat pada dasarnya, sehingga bila diangkat akan mudah berdarah. Pada perkembangan penyakit ini bila infeksinya berjalan terus, kelenjar limfa leher akan membengkak sedemikian besarnya sehingga leher menyerupai sapi( bullneck ) atau disebut juga Burgermeester shals.

3. Gejala akibat eksotoksin, yang dikeluarkan oleh kuman difteri ini akan menimbulkan kerusakan jaringan tubuh yaitu pada jantung dapat terjadi miokarditis sampai decompensatio cordis, mengenai saraf kranial menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otot-otot pernafasan dan pada ginjal menimbulkan albuminoria.

Gambaran klinik juga tergantung pada lokasi anatomi yang dikenai. Beberapa tipe difteri berdasarkan lokasi anatomi adalah :

1. Difteria Hidung

Gejalanya paling ringan dan jarang terjadi ( hanya 2% ). Mula-mula hanya tampak pilek, tetapi kemudian sekret yang keluar tercampur darah sedikit yang berasal dari pseudomembran. Penyebaran pseudomembran dapat pula mencapai laring dan faring. Penderita diobati seperti penderita lainnya seperti anti toksin dan terapi antibiotic.Bilatidak diobati akan berlangsung mingguan dan merupakan sumber utamapenularan.

1. Difteria Faring dan Tonsil

Paling sering dijumpai (kurang lebih 75%). Gejala mungkin ringan, biasanya tidak khas. Hanya berupa malaise, anoreksia, demam, radang pada selaput lender dan tidak membentuk pseudomembran sedangkan diagnosis dapat dibuat atas dasar hasil biakan yang positif. Dapat sembuh sendiri dan memberikan imunitas pada penderita. Pada penyakit yang lebih berat, mulainya seperti radang akut tenggorok dengan suhu yang tidak terlalu tinggi, dapat ditemukan pada pseudomembran yang mula-mula hanya berupa bercak putih keabu-abuan yang cepat meluas ke nasofaring atau ke laring. Napas berbau dan timbul pembengkakan kelenjar regional sehingga leher tampak seperti leher sapi (bull neck).

Dapat terjadi salah menelan dan suara serak serta stidor insprasi walaupun belum terjadi sumbatan faring. Hal ini disebabakan oleh paresis palatum mole. Pada pemeriksaan darah dapat terjadi penurunan kadar hemoglobin dan leukositisis, polimofonukleus, penurunan jumlah eritrosit dan kadar albumin, sedangakan pada urin mungkin dapat ditemukan albuminaria ringan.

Suhu dapat normal atau sedikit meningkat tetapi nadi biasanya cepat.Pada kasus ringan membran biasanya akan menghilang antara 7-10 hari dan penderita tampak sehat. Pada kasus sangat berat ditandai dengan gejala-gejala toksemia berupa lemah, pucat, nadi cepat dan kecil, stupor, koma dan meninggal dalam 6-10 hari. Pada kasus sedang penyembuhan lambat disertai komplikasi seperti miokarditis dan neuritis.

1. Difteri Laring dan Trakhea

Airborne Disease - [DOCX Document] (4)

Dengan gejala tidak bisa bersuara, sesak, nafas berbunyi, demam sangat tinggi sampai 40 derajat celsius, sangat lemah, kulit tampak kebiruan, pembengkakan kelenjar leher. Difteri jenis ini merupakan difteri paling berat karena bisa mengancam nyawa penderita akibat gagal nafas.

Lebih sering sebagai penjalaran difteria faring dan tonsil ( 3 kali lebih banyak ) daripada primer mengenai laring. Gejala gangguan napas berupa suara serak dan stidor inspirasi jelas dan berat dapat timbul sesak napas hebat, sinosis dan tampak retraksi suprastemal serta epigastrium. Pembesaran kelenjar regional akan menyebabkan bull neck (leher sapi). Pada pemeriksaan laring tampak kemerahan, sembab, banyak secret dan permukaan ditutupi oleh pseudomembran. Bila anak terlihat sesak dan payah sekali maka harus segera ditolong dengan tindakan trakeostomi sebagai pertolongan pertama.

1. Difteria Kulit, Vulvovagin*l, Konjungtiva, Telinga

Difteri kulit berupa tukak di kulit, tepi jelas dan terdapat membran pada dasarnya. Kelainan cenderung menahun. Gejala berupa luka mirip sariawan pada kulit dan vagin* dengan pembentukan membran diatasnya. Namun tidak seperti sariawan yang sangat nyeri, pada difteri, luka yang terjadi cenderung tidak terasa apa apa.Diphtheria pada mata dengan lesi pada konjungtiva berupa kemerahan, edema dan membran pada konjungtiva palpebra. Pada telinga berupa otitis eksterna dengan sekret purulen dan berbau.

Mekanisme Penularan

Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier . Cara penularannya yaitu melalui kontak dengan penderita pada masa inkubasi atau kontak dengan carier. Caranya melalui pernafasan atau droplet infection. Masa inkubasi penyakit difteri ini 2 – 5 hari, masa penularan penderita 2-4minggu sejak masa inkubasi, sedangkan masa penularan carier bisa sampai 6 bulan. Penyakit difteri yang diserang terutama saluran pernafasan bagian atas.

Ciri khas dari penyakit ini ialah pembekakan di daerah tenggorokan, yang berupa reaksi radang lokal, dimana pembuluh-pembuluh darah melebar mengeluarkan sel darah putih sedang sel-sel epitel disitu rusak, lalu terbentuklah disitu membaran putih keabu-abuan (psedomembrane). Membran ini sukar diangkat dan mudah berdarah. Di bawah membran ini bersarang kuman difteri dan kuman-kuman ini mengeluarkan exotoxin yang memberikan gejala-gejala yang lebih berat dan Kelenjer getah bening yang berada disekitarnya akan mengalami hiperplasia dan mengandung toksin. Eksotoksin dapat mengenai jantung dapat menyebabkan miyocarditisct toksik atau mengenai jaringan perifer sehingga timbul paralisis terutama pada otot-otot pernafasan. Toksini ini juga dapat menimbulkan nekrosis fokal pada hati dan ginjal, malahan dapat timbul nefritis interstisial. Penderita yang paling berat didapatkan pada difterifauncial dan faringea karena terjadi penyumbatan membran pada laring dan trakea sehingga saluran nafas ada obstruksi dan terjadi gagal napas, gagal jantung yang bisa mengakibatkan kematian, ini akibat komplikasi yang seriing pada bronkopneumoni.

Airborne Disease - [DOCX Document] (5)

Faktor Resiko

Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi:

Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru Orang yang hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau tidak sehat Orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan Siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteri

Difteri jarang terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, karena telah mewajibkan imunisasi pada anak-anak selama beberapa dekade. Namun, difteri masih sering ditemukan pada negara-negara berkembang di mana tingkat imunisasinya masih rendah seperti halnya yang saat ini terjadi di Jawa timur.

Pemberantasan

A. Cara Pencegahan

1) Kegiatan penyuluhan sangatlah penting: beri penyuluhan kepada masyarakat terutama kepada para orang tua tentang bahaya dari difteria dan perlunya imunisasi aktif diberikan kepada bayi dan anak-anak.

2) Tindakan pemberantasan yang efektif adalah dengan melakukan imunisasi aktif secara luas (massal) dengan Diphtheria Toxoid (DT). Imunisasi dilakukan pada waktu bayi dengan vaksin yang mengandung diphtheria toxoid, tetanus toxoid, antigen “acellular pertussis: (DtaP, yang digunakan di Amerika Serikat) atau vaksin yang mengandung“whole cell pertusis” (DTP). Vaksin yang mengandung kombinasi diphtheria dan tetanus toxoid antigen“whole cell pertussis”, dan tipe b haemophillus influenzae (DTP-Hib) saat ini juga telah tersedia.

3) Jadwal imunisasi

4) Upaya khusus perlu dilakukan terhadap mereka yang terpajan dengan penderita seperti kepada para petugas kesehatan dengan cara memberikan imunisasi dasar lengkap dan setiap sepuluh tahun sekali diberikan dosis booster Td kepada mereka.

5) Bagi anak-anak dan orang dewasa yang mempunyai masalah dengan sistem kekebalan mereka (immunocompromised) atau mereka yang terinfeksi HIV diberikan imunisasi dengan vaksin diphtheria dengan jadwal yang sama bagi orang normal walaupun ada risiko pada orang-orang ini tidak memberikan respon kekebalan yang optimal.

Airborne Disease - [DOCX Document] (6)

B. Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan Sekitar

1) Laporan kepada petugas kesehatan setempat

2) Isolasi: Isolasi ketat dilakukan terhadap penderita difteria faringeal, isolasi untuk difteria kulit dilakukan terhadap kontak hingga 2 kultur dari sampel tenggorokan dan hidung (dan sampel dari lesi kulit pada difteria kulit hasilnya negatif tidak ditemukan baksil. Jarak 2 kultur ini harus dibuat tidak kurang dari 24 jam dan tidak kurang dari 24 jam setelah penghentian pemberian antibiotika. Jika kultur tidak mungkin dilakukan maka tindakan isolasi dapat diakhiri 14 hari setelah pemberian antibiotika yang tepat(lihat 9B7 di bawah).

3) Desinfeksi serentak: Dilakukan terhadap semua barang yang dipakai oleh/untuk penderita dan terhadap barang yang tercemar dengan discharge penderita. Dilakukan pencucihamaan menyeluruh.

4) Karantina: Karantina dilakukan terhadap dewasa yang pekerjaannya berhubungan dengan pengolahan makanan (khususnya susu) atau terhadap mereka yang dekat dengan anak-anak yang belum diimunisasi. Mareka harus diistirahatkan sem*ntara dari pekerjaannya sampai mereka telah diobati dengan cara seperti yang diuraikan di bawah dan pemeriksaan bakteriologis menyatakan bahwa mereka bukan carrier.

5) Manajemen Kontak: Semua kontak dengan penderita harus dilakukan kultur dari sample hidung dan tenggorokan, diawasi selama 7 hari. Dosis tunggal Benzathine Penicillin (IM: lihat uraian dibawah untuk dosis pemberian) atau denganErythromycin selama 7-10 hari direkomendasikan untuk diberikan kepada semua orang yang tinggal serumah dengan penderita difteria tanpa melihat status imunisasi mereka. Kontak yang menangani makanan atau menangani anak-anak sekolah harus dibebaskan untuk sem*ntara dari pekerjaan tersebut hingga hasil pemeriksaan bakteriologis menyatakan mereka bukan carrier. Kontak yang sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap perlu diberikan dosis booster apabila dosis imunisasi terakhir yang mereka terima sudah lebih darilimatahun. Sedangkan bagi kontak yang sebelumnya belum pernah diimunisasi, berikan mereka imunisasi dasar dengan vaksinasi: Td, DT, DTP, DtaP atau DTP-Hib tergantung dari usia mereka.

6) Investigasi kontak dan sumber infeksi: Pencarian carrier dengan menggunakan kultur dari sampel yang diambil dari hidung dan tenggorokan tidak bermanfaat jika tindakan yang diuraikan pada 9B5 diatas sudah dilakukan dengan benar.Pencarian carrier dengan kultur hanya bermanfaat jika dilakukan terhadap kontak yang sangat dekat.

7) Pengobatan spesifik: Jika diduga kuat bahwa seseorang menderita difteria didasarkan kepada gejala klinis maka antitoksin harus diberikan setelah sampel untuk pemeriksaan bakteriologis diambil tanpa harus menunggu hasil pemeriksaanbakteriologis tersebut. (Saat ini yang tersedia adalah antitoksin yang berasal dari kuda).

Sebelum diberikan lakukan terlebih dahulu skin test untuk mengetahui adanya hypersensivitas terhadap serum kuda.Jika hasilnya negative, DAT diberikan IM dengan dosis tunggal 20.000 – 100.000 unit tergantung berat ringan serta luasnya penyakit.Untuk kasus berat pemberian IM

Airborne Disease - [DOCX Document] (7)

dan IV dilakukan bersama-sama. Pemberian antibiotika tidak dapat menggantikan pemberian antitoksin.

Procain Penicillin G (IM) diberikan sebanyak 25.000 – 50.000 unit/kg BB untuk anak-anak dan 1,2 juta unit/kg BB untuk orang dewasa per hari. Dibagi dalam dua dosis. Penderita dapat juga diberikan erythromycin 40-50 mg/kg BB per hari maksimum 2 g per hari secara parenteral. Jika penderita sudah bisa menelan dengan baik maka erythromycin dapat diberikan per oral dibagi dalam 4 dosis per hari atau penicillin V per oral sebesar 125-250 mg empat kali sehari, selama 14 hari. Pernah ditemukan adanya strain yang resisten terhadap erythromycin namun sangat jarang. Antibiotik golongan macrolide generasi baru seperti azythromycin dan chlarithromycin juga efektif untuk strain yang sensitif terhadap erythromycin tetapi tidak sebaik erythromycin.

Terapi profilaktik bagi carrier: untuk tujuan profilaktik dosis tunggal penicillin G sebesar 600.000 unit untuk anak usia dibawah 6 tahun dan 1,2 juta unit untuk usia 6 tahun ke atas. Atau dapat juga diberikan erythromycin oral selama 7-10 hari dengan dosis 40 mg/kg BB per hari untuk anak-anak dan 1 gram per hari untuk orang dewasa.

C. Penanggulangan Wabah

1) Imunisasi sebaiknya dilakukan seluas mungkin terhadap kelompok yang mempunyai risiko terkena difteria akan memberikan perlindungan bagi bayi dan anak-anak prasekolah. Jika wabah terjadi pada orang dewasa, imunisasi dilakukan terhadap orang yang paling berisiko terkena difteria. Ulangi imunisasi sebulan kemudian untuk memperoleh sukurang-kurangnya 2 dosis.

2) Lakukan identifikasi terhadap mereka yang kontak dengan penderita dan mencari orang-orang yang berisiko. Di lokasi yang terkena wabah dan fasilitasnya memadai, lakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus yang dilaporkan untuk menetapkan diagnosis dari kasus-kasus tersebut dan untuk mengetahui biotipe dan toksisitas dariC. diphtheriae.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Mengenal Difteri Lebih Dekat. (online). (http://rspelabuhan.com/berita/artikel-kesehatan/126-mengenal-difteri-lebih-dekat.html (diakses tanggal 23 Mei 2012))

Cahyono, Suharjo B, dkk. 2010. Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Kanisius : Jogjakarta

Nur, Mohamad. Airborne Disease. 2012. (online). (http://dinkes-sulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=815&Itemid=1 (diakses pada tanggal 23 Mei 2012))

Kandun, I Nyoman. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta

Airborne Disease - [DOCX Document] (8)

Asuhan keperawatan pada anak dengan DIFTERI

A.PENGERTIANDifteriaadalahsuatuinfeksiakutyangmudahmenulardanyangdiserangterutamasaluranpernapasanbagianatasdengantandakhastimbulnyapseudomembran(Ngastiyah,2005).Difteriadalahinfeksiakutyangdisebabkanolehcorynebacteriumdiphteriae(Rampengan,1993).Difteriadalahinfeksisaluranpernapasanyangdisebabkanolehcorynebacteriumdiphteriaedenganbentukbasilgrampositif(WHO).Difteriadalahsuatuinfeksiakutyangdisebabkanolehbakteripenghasilracun(DetikHealth).Difteriadalahsuatuinfeksiyangakutyangdisebabkanolehbakteripenghasiltoksikcorynebacteriumdiphteriae(Medicas).

B.ETIOLOGIDisebabkanolehcorynebacteriumdiphteriae,bakterigrampositifyangbersifatpolimorf,tidakbergerakdantidakmembentukspora.Pewarnasediaanlangsungdenganbirumetilenataubirutoluidin.Basilinidapatditemukandengansediaanlangsungdarilesi.Sifatbasilpolimorf,grampositif,tidakbergerakdantidakmembentukspora,matipadapemanasan60ºCselama10menit,tahansampaibeberapaminggudalames,airsusu,danlendiryangtelahmenngering.Terdapat3jenisbasilyaitubentukgravismitisdanintermediusatasdasarperbedaanbentukkolenidalambiakanagardarahyangmengandungkaliumterlarut.Basildapatmembentuk:oPseudomembranyangsukardiangkat,mudahberdarahdanberwarnaputihkeabu-abuanyangterkenaterdiridarifibrin,leukosit,jaringannekrotikdanbasil.oEksotoksinyangsangatganasdandapatmeracunijaringansetelahbebrapajamdiabsorbsidanmemberikangambaranperubahanjaringanyangkhasterutamapadaototjantung,ginjaldanjaringansaraf.Satuperlimapuluhmltoksindapatmembunuhmarmutdankuranglebih1/50dosisinidipakaiuntukujiSchick.

C.PATOFISIOLOGICorynebacteriumdiphteriaemasukkehidungataumulutdimanabasilakanmenempeldimukosasalurannafasbagianatas,kadang-kadangkulit,mataataumukosagenital.Setelah2-4jamharimasainkubasikumandengancorynephagemenghasilkantoksikyangmula-muladiabsorbsiolehmembransel,kemudianpenetrasidaninterferensidengansintesaproteinbersama-samadenganselkumanmengeluarkansuatuenzimpenghancurterhadapNicotinamideAdenineDinucleotide(NAD).SehinggasintesaproteinterputuskarenaenzimdibutuhkanuntukmemindahkanasamaminodanRNAdenganmemperpanjangrantaipolipeptidaakibatnyaterjadinekroseselyangmenyatudengannekrosisjaringandanmembentukeksudatyangmula-muladapatdiangkat,produksitoksinkianmeningkatdandaerahinfeksimakinmeluasakhirnyaterjadieksudatfibrin,perlengketandanmembentukmembranyang

Airborne Disease - [DOCX Document] (9)

berwarnadariabu-abusampaihitamtergantungjumlahdarahyangtercampurdaripembentukanmembrantersebutapabiladiangkatmakaakanterjadiperdarahandanakhirnyamenimbulkandifteri.Haltersebutdapatmenimbulkanbeberapadampakantaralainsesaknafassehinggamenyebabkanpolanafastidakefektif,anoreksiasehinggapenderitatampaklemahsehinggaterjadiintoleransiaktifitas.

D.MANIFESTASIKLINISGejalaumumyangtimbulberupa:oDemamtidakterlalutinggioLesudanlemahoPucatoAnoreksiaGejalakhasyangmenyertai:oNyerimenelanoSesaknafasoSerak-Gejalalocal:nyerimenelan,bengkakpadaleherkarenapembengakakanpadakelenjarregional,sesaknapas,seraksampaistridorjikapenyakitsudahpadastadiumlanjut.Gejalaakibateksitoksintergantungbagianyangterkene,misalnyamengenaiototjantungterjadimiokarditisdanbilamengenaisarafterjadikelumpuhan.Biladifteriamengenaihidung(hanya2%darijumlahpasiendifteria)gejalayangtimbulberupapilek,sekretyangkeluarbercampurdarahyangberasaldaripseudomembrandalamhidung.Biasanyapenyakitiniakanmeluaskebagiantenggorakpadatonsil,faringdanlaring.E.PATHWAY

Corynebacteriumdinipteriae

Baksilmenempeldimukosasalurannapasbagianatas,kulit,mukosagenital

Menghasilkantoksikyangdiabsorbsimembranesel

PenetrasidaninferensidengansintesaproteinbersamaselkumanpenghasilNAD(NicotinamideAdenineDinukleotida)

AsamaminodanRNAmemperpanjangrantaipolipeptida

Nekrosaselmenyatudengannekrosisjaringandanmembentukeksudat

Produksitoksinmeningkatdandaerahinfeksimakinmeluas

Eksudatfibrinperlengketan,membentukmembran

Apabiladiangkatterjadiperdarahan

Airborne Disease - [DOCX Document] (10)

Difteri

SesaknafasSusahmakanLemahfisik

F.KLASIFIKASIMenuruttingkatkeparahannya,penyakitinidibagimenjadi3tingkatyaitu:-Infeksiringanbilapseudomembranhanyaterdapatpadamukosahidungdengangejalahanyanyerimenelan.-Infeksisedangbilapseudomembrantelahmenyerangsampaifaring(dindingbelakangronggamulut)sampaimenimbulkanpembengkakanpadalaring.-Infeksiberatbilaterjadisumbatannafasyangberatdisertaidengangejalakomplikasisepertimiokarditis(radangototjantung),paralisis(kelemahananggotagerak)dannefritis(radangginjal).Menurutlokasigejalayangdirasakanpasien:•Difterihidungbilapenderitamenderitapilekdenganingusyangbercampurdarah.Difterihidungbiasanyaringandankronisdengansalahsaturonggahidungtersumbatdanterjadiekskorisasi(ledes).Infeksisubklinis(ataukolonisasi)merupakankasusterbanyak.Toksindapatmenyebabkanmyocarditisdenganheartblockdankegagalanjantungkongestifyangprogresif,timbulsatuminggusetelahgejalaklinisdifteri.GejalalainyangmunculbelakanganantaralainneuropatiyangmiripdenganGuillainBarreSyndrome.Tingkatkematiankasusmencapai5-10%untukdifterinoncutaneus,angkainitidakbanyakberubahselama50tahun.Bentuklesipadadifteriakulitbermacam-macamdantidakdapatdibedakandarilesipenyakitkulityanglain,bisasepertiataumerupakanbagiandariimpetigo.•Difterifaringdantonsildengangejalaradangakuttenggorokan,demamsampaidengan38,5derajatcelsius,nadiyangcepat,tampaklemah,nafasberbau,timbulpembengkakankelenjarleher.Padadifterijenisinijugaakantampakmembranberwarnaputihkeabuabuankotordidaerahronggamulutsampaidengandindingbelakangmulut(faring).•Difterilaringdengangejalatidakbisabersuara,sesak,nafasberbunyi,demamsangattinggisampai40derajatcelsius,sangatlemah,kulittampakkebiruan,pembengkakankelenjarleher.Difterijenisinimerupakandifteripalingberatkarenabisamengancamnyawapenderitaakibatgagalnafas.•Difterikutaneusdanvagin*ldengangejalaberupalukamiripsariawanpadakulitdanvagin*denganpembentukanmembrandiatasnya.Namuntidaksepertisariawanyangsangatnyeri,padadifteri,lukayangterjadicenderungtidakterasaapaapa.

G.PEMERIKSAANPENUNJANGa.SchicktestTeskulitinidigunakanuntukmenentukanstatusimunitaspenderita.Tesinitidakbergunauntukdiagnosisdinikarenabarudapatdibacabeberapaharikemudian.Untukpemeriksaaninidigunakandosis1/50MED.Yangdiberikanintrakutandalambentuklarutanyangtelahdiencerkansebanyak0,1mlbilaorangtersebuttidakmengandungantitoksinakantimbulvesikelpadabekassuntikanakanhilangsetelahbeberapaminggu.Padaorangyangmengandungtiterantitoksinyangrendahujischickdapat

Airborne Disease - [DOCX Document] (11)

positif,padabekassuntikanakantimbulwarnamerahkeco*klatandalam24jam.Ujischickdikatakannegatifbilatidakdidapatkanreaksiapapunpadatempatsuntikandaniniterdapatpadaorangdenganimunitasataumengandungantitoksinyangtinggi.Positifpalsudapatterjadiakibatreaksialergiterhadapprotwinantitoksinyangakanmenghilangdalam72jam.PemeriksaanlaboratoriumPadapemeriksaandarahterdapatpenurunankadarhemoglobindanleukositosispolimorfonukleus,penurunanjumlaheritrosit,dankadaralbumin.Padaurinterdapatalbuminringan.PemeriksaanDiagnostik•Padapemeriksaandarahterdapatpenurunankadarhemoglobindanleukositosis,penurunanjumlaheritrositdankadaralbumin.•Padaurineterdapatalbuminuriaringan.

H.PENULARANDifterimerupakanpenyakitmenularyangsangatberbahayapadaanakanak.Penyakitinimudahmenulardanmenyerangterutamadaerahsaluranpernafasanbagianatas.Penularanbiasanyaterjadimelaluipercikanludahdariorangyangmembawakumankeoranglainyangsehat.Selainitupenyakitinibisajugaditularkanmelaluibendaataumakananyangterkontaminasi.Carapenularanadalahmelaluikontakdenganpenderitaataucarrier;jarangsekalipenularanmelaluiperalatanyangtercemarolehdischargedarilesipenderitadifteri.Susuyangtidakdipasteurisasidapatberperansebagaimediapenularan.

I.PENCEGAHAN1.IsolasipenderitaPenderitaharusdiisolasidanbarudapatdipulangkansetelahpemeriksaankumandifteriduakaliberturut-turutnegatif.2.PencegahanterhadapkontakTerhadapanakyangkontakdengandifteriharusdiisolasiselama7hari.Biladalampengamatanterdapatgejala-gejalamakapenderitatersebutharusdiobati.Bilatidakadagejalaklinis,makadiberiimunisasiterhadapdifteri.3.ImunisasiPenurunandrastismorbiditasdifterysejakdilakukanpemberianimunisasi.ImunisasiDPTdiberikanpadausia2,4dan6bulan.Sedangkanbosterdilakukanpadausia1tahundan4sampai6tahun.DiindonesiaimunisasisesuaiPPIdilakukanpadausaia2,3dan4bulandanbosterdilakukanpadausia1–2tahundanmenjelang5tahun.SetelahvaksinasiIpadausia2bulanharusdilakukanvaksinasiulangpadabulanberikutnyakarenaimunisasiyangdidapatdengansatukalivaksinasitidakmempunyaikekebalanyangcukupproyektif.Dosisyangdiberikanadalah0,5mltiapkalipemberian.CaraPencegahan1)Kegiatanpenyuluhansangatlahpenting:beripenyuluhankepadamasyarakatterutamakepadaparaorangtuatentangbahayadaridifteriadanperlunyaimunisasiaktifdiberikankepadabayidananak-

Airborne Disease - [DOCX Document] (12)

anak.2)Tindakanpemberantasanyangefektifadalahdenganmelakukanimunisasiaktifsecaraluas(missal)denganDiphtheriaToxoid(DT).Imunisasidilakukanpadawaktubayidenganvaksinyangmengandungdiphtheriatoxoid,tetanustoxoid,antigen“acellularpertussis:(DtaP,yangdigunakandiAmerikaSerikat)atauvaksinyangmengandung“wholecellpertusis”(DTP).Vaksinyangmengandungkombinasidiphtheriadantetanustoxoidantigen“wholecellpertussis”,dantipebhaemophillusinfluenzae(DTP-Hib)saatinijugatelahtersedia.3)JadwalimunisasiberikutiniadalahyangdirekomendasikandiAmerikaSerikat(Negaralainmungkinmenggunakanjadwallaindantidakmemberikan4dosissebagaiimunisasidasar).a)Untukanak-anakberusiakurangdari7tahun.ImunisasidasaruntukvaksinDtaPatauDTP-Hib,3dosispertamadiberikandenganinterval4-8minggu.Dosispertamadiberikansaatbayiberusia6-8minggu;dosiske-4diberikan6-12bulansetelahdosiske-3diberikan.Jadwalinitidakperludiulangkembaliwalaupunterjadiketerlambatandalampelaksanaanjadwaltersebut.Dosiske-5diberikanpadasaatusia4-6tahun(usiamasuksekolah);dosiske-5initidakperludiberikanjikasudahmendapatdosiske-4padausia4tahun.BilakomponenpertusisdariDTPmerupakankontraindikasi,sebagaipenggantidapatdiberikanvaksinDT.b)Untukusia7tahunkeatas:Mengingatefeksampingpemberianimunisasimeningkatdenganbertambahnyausiamakadosisboosteruntukanakusiadiatas7tahun,vaksinyangdipakaiadalahvaksindengankonsentrasi/kadardiphtheriatoxoid(dewasa)yangrendah.Sedangkanuntukmerekayangsebelumnyabelumpernahdiimunisasimakadiberikanimunisasidasarberupa3dosisvaksinseraptetanusdandiphtheriatoxoid(Td).Duadosispertamadiberikandenganinterval4-6minggudandosiske-3diberikan6bulanhingga1tahunsetelahdosiske-2.datayangterbatasdariSwediamenunjukkanbahwajadwalpemberianimunisasiinimungkintidakmemberikantingkatperlindunganyangmemadaipadakebanyakanremaja,olehkarenaituperludiberikandosistambahan.UntukmempertahankantingkatperlindunganmakaperludilakukanpemberiandosisTdsetiap10tahunkemudian.4)UpayakhususperludilakukanterhadapmerekayangterpajandenganpenderitasepertikepadaparapetugaskesehatandengancaramemberikanimunisasidasarlengkapdansetiapsepuluhtahunsekalidiberikandosisboosterTdkepadamereka.5)Bagianak-anakdanorangdewasayangmempunyaimasalahdengansistemkekebalanmereka(immunocompromised)ataumerekayangterinfeksiHIVdiberikanimunisasidenganvaksindiphtheriadenganjadwalyangsamabagiorangnormalwalaupunadarisikopadaorang-oranginitidakmemberikanresponkekebalanyangoptimal.PenangananPenderita,KontakdanLingkunganSekitar1)Isolasi:Isolasiketatdilakukanterhadappenderitadifteriafaringeal,isolasiuntukdifteriakulitdilakukanterhadapkontakhingga2kulturdarisampeltenggorokandanhidung(dansampeldarilesikulitpadadifteriakulithasilnyanegatiftidakditemukanbaksil.Jarak2kulturiniharusdibuattidakkurangdari24jamdantidakkurangdari24jamsetelahpenghentianpemberianantibiotika.Jikakulturtidakmungkindilakukanmakatindakanisolasidapatdiakhiri14harisetelahpemberianantibiotikayang

Airborne Disease - [DOCX Document] (13)

tepat(lihat9B7dibawah).2)Desinfeksiserentak:Dilakukanterhadapsemuabarangyangdipakaioleh/untukpenderitadanterhadapbarangyangtercemardengandischargependerita.Dilakukanpencucihamaanmenyeluruh.3)Karantina:Karantinadilakukanterhadapdewasayangpekerjaannyaberhubungandenganpengolahanmakanan(khususnyasusu)atauterhadapmerekayangdekatdengananak-anakyangbelumdiimunisasi.Marekaharusdiistirahatkansem*ntaradaripekerjaannyasampaimerekatelahdiobatidengancarasepertiyangdiuraikandibawahdanpemeriksaanbakteriologismenyatakanbahwamerekabukancarrier.4)ManajemenKontak:Semuakontakdenganpenderitaharusdilakukankulturdarisamplehidungdantenggorokan,diawasiselama7hari.DosistunggalBenzathinePenicillin(IM:lihaturaiandibawahuntukdosispemberian)ataudenganErythromycinselama7-10haridirekomendasikanuntukdiberikankepadasemuaorangyangtinggalserumahdenganpenderitadifteriatanpamelihatstatusimunisasimereka.Kontakyangmenanganimakananataumenanganianak-anaksekolahharusdibebaskanuntuksem*ntaradaripekerjaantersebuthinggahasilpemeriksaanbakteriologismenyatakanmerekabukancarrier.Kontakyangsebelumnyasudahmendapatkanimunisasidasarlengkapperludiberikandosisboosterapabiladosisimunisasiterakhiryangmerekaterimasudahlebihdarilimatahun.Sedangkanbagikontakyangsebelumnyabelumpernahdiimunisasi,berikanmerekaimunisasidasardenganvaksinasi:Td,DT,DTP,DtaPatauDTP-Hibtergantungdariusiamereka.5)Investigasikontakdansumberinfeksi:Pencariancarrierdenganmenggunakankulturdarisampelyangdiambildarihidungdantenggorokantidakbermanfaat.Pencariancarrierdengankulturhanyabermanfaatjikadilakukanterhadapkontakyangsangatdekat.

J.KOMPLIKASIKomplikasiyangtimbul:1.InfeksitumpanganolehkumanlainInfeksiinidapatdisebabkanolehkumanstreptokokusdanstaphilokokus.Panastinggiterutamadidapatkanpadapenderitadifteridenganinfeksitumpangandengankumanstreptokokus.2.ObstruksijalannapasakibatmembranatauoedemjalannafasObstruksiinidapatterjadiakibatmembaranatauoedemjalannafas.Obstruksijalannafasdengansengajaakibatnya,bronkopneumonidanatelektasis.3.SistemikMiokarditisSeringtimbulakibatkomplikasidifteriberattetapijugadapatterjadipadabentukringan.Komplikasiterhadapjantungpadaanakdiperkirakan10-20%.Faktoryangmempengaruhiterhadapniokarditisadalahvirulensikuman.Virulensimakintinggikomplikasijantung.Miokarditisdapatterjadicepatpadaminggupertamaataulambatpadaminggukeenam.NeuritisTerjadi5-10%padapenderitadifteriyangbiasanyamerupakankomplikasidaridifteriberat.Manifestasiklinikditandaidengan:TimbulsetelahmasalatenLesibiasanyabilateraldimanamotorikkenalebihdominandaripadasensorikBiasanyasembuhsempurna.

Airborne Disease - [DOCX Document] (14)

Nefritis4.SusunansarafKira-kira10%penderitadifteriakanmengalamikomplikasiyangmengenaisistemsusunansarafterutamasistemmotorik.Paralysisinidapatberupa:ParalysispalatummolleManifestasisarafyangpalingseringTimbulpadamingguketigadankhasdenganadanyasuaradanregurgitasihidung,tetapiadayangmengatakansuarainitimbulpadaminggu1-2Kelainaninibiasanyahilangsamasekalidalam1-2minggu.OcularpalsyBiasanyatimbulpadaminggukelimaataukhasditandaiolehparalysisdariototakomodasiyangmenyebabkanpenglihatanmenjadikabur.Ototyangkenaialahm.rectusexternus.ParalysisdiafragmaDapatterjadipadaminus5-7Paralisisinidisebabkanneuritisn.phrenicusdanbilatidaksegeradiatasipenderitaakanmeninggal.Paralysisanggotagerak•Dapatterjadipadaminggu6-10•Padapemeriksaandidapatilesibilateral,reflekstendonmenghilang,cairancerebrospinalmenunjukanpeningkatanproteinyangmiripdengansindromguillianbarre.

Prognosa:Sebelumadanyaantioksitoksindanantibiotika,angkakematianmencapai30-50%.Denganadanyaantibiotikdanantitoksinmakakematianmenurunmenjadi5-10%.Prognosatergantungpada:1.UsiaMakinrendahmakinjelekprognosa.2.WaktupengobatanantitoksinSangatdipengaruhiolehcepatnyapemberianantitoksin.Nelson(1959)menyebutkanbahwapemberianantitoksinpadaharipertamasakitmortalitasnya0,3%;padahariketiga4%;padaharikeempat12%;danharikelimadanseterusnyamortalitasnya25%.PadasaluranpernafasanTerjadiobstruktifjalannafasdengansegalaakibatnya,bronkopneumonia,atelektasis.KardiovaskulerMiokarditisyangdapatterjadiakibattoksinyangdibentukkumandiftera.Kelainanpadaginjal(nefritis).KelainansarafKira-kira10%pasiendifterimengalamikomplikasiyangmengenaisusunansarafterutamamotorik.a.Paralisis/paresispalatummolesehinggaterjadirinolalia(suarasengau),tersedak/sukarmenelan.DapatterjadipadamingguI-II.b.Paralisis/paresisotot-ototmatadapatmenyebabkanstrabismus,gangguanakomodasi,dilatasipupil,timbulpadamingguIII.

Airborne Disease - [DOCX Document] (15)

c.ParalisisumumyangdapatterjdisetelahmingguIV.Kelainandapatmengenaiototmuka,leher,anggotagerakdanyangpalingberbahayabilamengenaiototpernapasan.

K.PENATALAKSANAAN1.PenatalaksanaanmedisPengobatanumumdenganperawatanyangbaik,isolasidanpengawasanEKGyangdilakukanpadapermulandirawatsatuminggukemudiandanmingguberikutnyasampaikeadaanEKG2kaliberturut-turutnormaldanpengobatanspesifik.Pengobatanspesifikuntukdifter:-ADS(Antidifteriserum),20.000U/hariselama2hariberturut-turutdengansebelumnyaharusdilakukanujikulitdanmata.-Antibiotik,diberikanpenisillinprokain5000U/kgBB/harisampai3haribebasdemam.Padapasienyangdilakukantrakeostomiditambahkankloramfenikol75mg/kgBB/haridibagi4dosis.-Kortikosteroid,untukmencegahtimbulnyakomplikasimiokarditisyangsangatmembahayakan,denganmemberikanpredison2mg/kgBB/hariselama3-4minggu.Bilaterjadisumbatanjalannafasyangberatdipertimbangkanuntuktindakantrakeostomi.Bilapadapasiendifteriterjadikomplikasiparalisisatauparesisotot,dapatdiberikanstrikin¼mgdanvitaminB1100mgtiaphariselama10hari.Pengobatanspesifik:Jikadidugakuatbahwaseseorangmenderitadifteriadidasarkankepadagejalaklinismakaantitoksinharusdiberikansetelahsampeluntukpemeriksaanbakteriologisdiambiltanpaharusmenungguhasilpemeriksaanbakteriologistersebut.(Saatiniyangtersediaadalahantitoksinyangberasaldarikuda).DiphtheriaAntitoxin(DAT)tersediadiCD-Atlantasebagai“investigationalproduct”.Programimunisasi(AmerikaSerikat)melayanipermintaanDATpadawaktujamkerja(pukul08.00am–04.30pm.EST;Senin–Jum’atdenganmenghubunginomortelepon404-639-8255).DiluarjamkerjadanpadawaktuhariliburmenghubungipetugasjagaCDCpadanomor404-639-2888.DATdisimpandistasiunkarantinayangtersebardiseluruhnegarabagiandiAmerikaSerikat.Sebelumdiberikanlakukanterlebihdahuluskintestuntukmengetahuiadanyahypersensivitasterhadapserumkuda.Jikahasilnyanegative,DATdiberikanIMdengandosistunggal20.000–100.000unittergantungberatringansertaluasnyapenyakit.UntukkasusberatpemberianIMdanIVdilakukanbersama-sama.Pemberianantibiotikatidakdapatmenggantikanpemberianantitoksin.ProcainPenicillinG(IM)diberikansebanyak25.000–50.000unit/kgBBuntukanak-anakdan1,2jutaunit/kgBBuntukorangdewasaperhari.Dibagidalamduadosis.Penderitadapatjugadiberikanerythromycin40-50mg/kgBBperharimaksimum2gperharisecaraparenteral.Jikapenderitasudahbisamenelandenganbaikmakaerythromycindapatdiberikanperoraldibagidalam4dosisperhariataupenicillinVperoralsebesar125-250mgempatkalisehari,selama14hari.Pernahditemukanadanyastrainyangresistenterhadaperythromycinnamunsangatjarang.Antibiotikgolonganmacrolidegenerasibarusepertiazythromycindanchlarithromycinjugaefektifuntukstrainyangsensitifterhadaperythromycintetapitidaksebaikerythromycin.Terapiprofilaktikbagicarrier:untuktujuanprofilaktikdosistunggalpenicillinGsebesar600.000unituntukanakusiadibawah6tahundan1,2jutaunituntukusia6tahunkeatas.Ataudapatjugadiberikanerythromycinoralselama7-10haridengandosis40mg/kgBBperhariuntukanak-anakdan1gramperhariuntukorangdewasa.

Airborne Disease - [DOCX Document] (16)

2.PenatalaksanaankeperawatanPasiendifteriharusdirawatdikamarisolasiyangtertutup.Petugasharusmemakaigaunkhusus(celemek)danmaskeryangharusdigantitiappergantiantugasatausewaktu-waktubilakotor(jangandaripagisampaimalamhari).Sebaiknyapenunggupasienjugaharusmemakaicelemektersebutuntukmencegahpenularankeluarruangan.Harusdisediakanperlengkapancucitangan:desinfektan,sabun,lap,atauhandukyangselallukering(bilaadatisu)airbersihjikaadakranjuugatempatuntukmerendamalatmakanyangdiisidengandesinfektan.Risikoterjadikomplikasiobstruksijalannapas,miokarditis,pneumonia.Pasiendifteriwalaupunpenyakitnyaringanperludirawatdirumahsakitkarenapotensialterjadikomplikasiyangmembahayakanjiwanyayangdisebabkanadanyapseudomembrandaneksotosinyangdikeluarkanolehbasildifteritersebut.-Sumbatanjalannapas.Kelainaniniterjadikarenaadanyaedemapadalaringdantrakeasertaadanyapseudomembran.Gejalasumbatanadalahsuaraserakdanstridorinspiratoir.Bilamakinberatterjadisesaknapas,sianosis,tampakretraksiotot,kedengaranstridor:a.BerikanO2b.Baringkansetengahduduk.c.Hubungidokter.d.Pasanginfus(bilabelumdipasang).e.Hubungiorangtuaberitahukeadaananakdanbahayayangdapatterjadi.-Miokarditis.Eksotoksinyangdikeluarkanolehbasildifterijikadiserapolehjanutngakanmenyebabkanterjadinyamiokarditisyangbiasanyakelainaninitimbulpadaminggukeduasampaiketiga.UntukmencegahadanyamiokarditishanyadenganpemberiansuntikanADSsedinimungkin.Tetapiuntukmengetahuigejalamiokarditisperluobservasiterusmenerusdanpasienharusistirahatpalingsedikit3mingguatausampaihasilEKG2kaliberturut-turutnormal.Selamadirawat,pengamatannadi,pernapasandansuhudicatatdalamperawatankhusus.BilatidakadaalatEKG:-Pemantauannadisangatpentingdanharusdilakukansetiapjamdandicatatsecarateratur.Bilaterdapatperubahankecepatannadimakinmenurun(bradikardi)harussegeramenghubungidokter.

Perawatanlainselaintandavitaldankeadaanumum:a.Pasientidakbolehbanyakbergerak,tetapisikapberbaringnyaharusseringdiubah,misalnyasetiap3jamuntukmencegahterjadinyakomplikasibrokopneumonia(pneumoniahipostatik).b.Jagakulitpadabagiantubuhyangtertekanagartidakterjadidekubitus(ingatpasientirahbaringselama3minggu,tidakbolehbangun).-Komplikasiyangmengenaisaraf.Komplikasiyangmengenaisarafdapatterjadipadaminggupertamadankedua.Jikamengenaisarafpalatummole(saraftelan)dengangejalabilapasienminumair/susuakankeluarmelaluihidungnya.Jikaterjadidemikian:a.Caramemberikanminumharushati-hati,pasiensambildidudukkan.b.Bilapasienmakancairagardibuatagakkentaldandiberikansedikitdemisedikit.

Airborne Disease - [DOCX Document] (17)

-Komplikasipadaginjal.Selamapasiendifteridalamperawatankeadaanurineselainharusdiperhatikanwarnanyajugabanyaknyaapakahnormalatautidak.Gangguanmasukannutrisi.Gangguanmasukannutrisipadapasiendifteriselaindisebabkankarenasakitmenelanjugakarenaanoreksia.Jikaanakmasihmaumenelanbujuklahagariamaumakansedikitdemisedikitdanberikanmakanancairataububurencerdanberikansusulebihbanyak.Jikapasientidakamaumakansamasekaliatauhanyasedikitsekali,ataudalamkeadaansesaknafasperludipasanginfus.Setelah2-3harikemudiansesaknafastelahberkurangsebeluminfusdihentikkandicobamakanperoraldanapabilaanaktelahmaumakaninfusdihentikan.BerikanminumyangseringuntukmemeliharakebersihanmulutdanmembantukelancaraneliminasiASUHANKEPERAWATANPENYAKITDIFTERIAPADAANAK

I.PENGKAJIANPernapasan.-Sulitbernapas.-Produksisputummeningkat.-Dspneu.-Padatenggorakanadaluka.-Edemamukosa.-Pembesarankelenjargetahbening.-Pernapasancepatdandangkal.-Penggunaanototbantupernapasan.-Terdengarwheezing(auskultasi).Nutrisi-Tidaknafsumakan.-Sulitmenelan.-Turgorkulitmenurun.-Beratbadanmenurun.-Edemalaring,faring.Aktivitas-Tidakmampumemenuhikebutuhansehari-hari.-Kurangtidur,penurunankemampuanberaktivitas,pusing.-Fatique.-Insomnia.Sirkulasi-nadimeningkat(takikardi).-Aritmia.InteraksiSosial-Merasatergantung.-Pembatasanmobilitasfisik.

Airborne Disease - [DOCX Document] (18)

PemeriksaanFisik:Inspeksi:oDifterihidungbilapenderitamenderitapilekdenganingusyangbercampurdarah.oDifterifaringdantonsil,terlihatpembengkakankelenjarleher.Jugaakantampakmembranberwarnaputihkeabuabuankotordidaerahronggamulutsampaidengandindingbelakangmulut(faring).oDifterikutaneusdanvagin*ldengangejalaberupalukamiripsariawanpadakulitdanvagin*denganpembentukanmembrandiatasnyatetapitidaknyeri.

Datapenunjang:Laboratorium:apusantenggorokterdapatkumancorynebacteriumdifteri.EKG:lowvoltage,depresisegmenST,gelombangTterbaik.

II.DIAGNOSAKEPERAWATAN1)PolanapastidakefektifberhubungandenganDisfungsiNeuromuskular.2)Ketidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandengananoreksia.3)Intoleransiaktivitasberhubungandengankelemahansecaramenyeluruh.

III.INTERVENSIDX1:PolanapastidakefektifberhubungandenganDisfungsiNeuromuskular.Tujuan:Setelahdilakukantindakankeperawatanselamaproseskeperawatandiharapkanpolanapaspasienkembalinormal.NOC:Respiratorystatus;Airwaypotency.KriteriaHasil:1.Suaranafasbersih,tidakadasianosis,dyspneu(mampumengeluarkansputum,mampubernapasdenganbaik).2.Menunjukkanjalannafasyangpaten(klientidakmerasatercekik,frekuensipernafasandalamrentangnormal,tidakadasuaranafasabnormal).3.tanda-tandavitaldalamrentangnormal.

IndicatorSkala:1.tidakpernahmenunjukkan.2.jarangmenunjukkan.3.kadangmenunjukkan.4.seringmenunjukkan.5.Selalumenunjukkan.NIC:AirwaymanagementIntervensi:1.Bukajalannafas,gunakantehnikchinlift.2.Posisikanpasienuntukmemaksimalkanventilasi.3.Lakukanfisioterapidadajikaperlu.4.Auskultasisuaranafas,catatadanyasuarannafastambahan.

Airborne Disease - [DOCX Document] (19)

5.MonitorrespirasidanstatusO2.6.Berikanantibiotik.

DX2:KetidakseimbangannutrisikurangdarikebutuhantubuhberhubungandenganAnoreksiaTujuan:SetelahdilakukantindakankeperawatanselamaproseskeperawatandiharapkanBBstabil,pasienbebasdaritanda-tandamalnutrisidanpasiendapatmengumpulkanenergiuntukberaktivitaskembali.NOC:Nutritionalstatus:foodandfluidintake.KriteriaHasil:1.Asupannutrisi.2.Asupanmakanandancairan.3.BBmeningkat.4.Kekuatandapatterkumpulkembali.5.StaminaIndicatorSkala:1.tidakpernahmenujukkan4.seringmenunjukkan2.jarangmenunjukkan5.Selalumenujukkan3.kadangmenunjukkanNIC:1.NutritionManagement2.NutritionterapiIntervensi:NICI1.KajiBB2.Berikanmakanantinggikaloriuntukpeningkatanenergi.3.BerikanmakanantinggiNa.4.Tingkatkanmakananyangmengandungprotein,vitamindanbesiapabiladianjurkan.NICII1.Berikanlingkungannyamanpadasaatpasienmakan.2.Lakukanperawatanmulutsebelumpasienmakan.3.Sediakanmakananyangmenarikuntukpasienagarpasienmerasatertarik.4.Ajaripasiendankeluargatentangdietyangharusdiberikan.

Dx3:Intoleransiaktivitasberhubungandengankelemahansecaramenyeluruh.Tujuan:Setelahdilakuakntindakankeperawatanselamaproseskeperawatandiharapkantidakterjadiintoleransiaktivitas.NOC:ActivityToleranceKriteriaHasil:•BerpartisipasidalamaktivitasfisiktanpadisertaipeningkatanTD,Nadi,RR.•Mampumelakukanaktivitassehari-hari(ADLs)secaramandiri.KeteranganSkala:1:Tidakdilakukansamasekali.2:Jarangdilakukan3:Kadangdilakukan

Airborne Disease - [DOCX Document] (20)

4:Seringdilakukan5:SelaludilakukanNIC:ActivityTheraphyIntervensi:•Kolaborasidengantenagarehabilitasmedikdalammerencanakanprogramterapiyangtepat.•Bantuklienuntukmengidentifikasiaktivitasyangdapatdilakukan.•Bantupasien/keluargauntukmengidentifikasikekurangandalamberaktivitas.•Bantuklienmembuatjadwallatihandiwaktuluang.

IV.EVALUASIDx1KriteriaHasil:•Suaranafasbersih,tidakadasianosis,dyspneu(mampumengeluarkansputum,mampubernapasdenganbaik)(skala5).•Menunjukkanjalannafasyangpaten(klientidakmerasatercekik,frekuensipernafasandalamrentangnormal,tidakadasuaranafasabnormal)(skala5).•Tanda-tandavitaldalamrentangnormal(skala5).

Dx2KriteriaHasil:•Asupannutrisi(skala5).•Asupanmakanandancairan(skala5).•BBmeningkat(skala5).•Kekuatandapatterkumpulkembali(skala5).•Stamina(skala5).

Dx3KriteriaHasil:•BerpartisipasidalamaktivitasfisiktanpadisertaipeningkatanTD,Nadi,RR(skala5)•Mampumelakukanaktivitassehari-hari(ADLs)secaramandiri(skala5).

DAFTARPUSTAKA

Carpenito,L.J.2000.BukuSakuDiagnosaKeperawatanEdisi8.Jakarta:EGC.

Doengoes,M.E.1999.PedomanUntukPerencanaandanPendokumentasianPerawatanPasien.Jakarta:EGC.

Http://www.medicastore.com

Airborne Disease - [DOCX Document] (21)

Http://www.google.com

Jhonson,Marion,dkk.1997.IowaOutcomesProjectNursingClassification(NOC)Edisi2.St.Louis,Missouri;Mosby.

McCloskey,Joanner.1996.IowaInterventionProjectNursingInterventionClassification(NIC)Edisi2.WestlineIndustrialDrive,St.Louis:Mosby.

Ngastiyah.1997.PerawatanAnakSakit.Jakarta:EGC.

Santosa,Budi.2005-2006.DiagnosaKeperawatanNANDA.Jakarta:PrimaMedika.

Stafpengajarilmukeperawatananak.1985.BukuKuliahIlmuKesehatanAnak.Jakarta:FKUI.

Suradi,SKp.2001.AsuhanKeperawatanPadaAnakEdisi1.Jakarta:PTFajarInterpratama.

Airborne Disease - [DOCX Document] (22)

Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya pada anak anak. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernafasan bagian atas. Penularan biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.

Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, suatu bakteri gram positif yang berbentuk polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Gejala utama dari penyakit difteri yaitu adanya bentukan pseudomembran yang merupakan hasil kerja dari kuman ini. Pseudomembran sendiri merupakan lapisan tipis berwarna putih keabu abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan. Disamping menghasilkan pseudomembran, kuman ini juga menghasilkan sebuah racun yang disebut eksotoxin yang sangat berbahaya karena menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf.

Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu :- Infeksi ringan bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri menelan.- Infeksi sedang bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.- Infeksi berat bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis (radang otot jantung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).

Disamping itu, penyakit ini juga dibedakan menurut lokasi gejala yang dirasakan pasien :- Difteri hidung bila penderita menderita pilek dengan ingus yang bercampur darah.- Difteri faring dan tonsil dengan gejala radang akut tenggorokan, demam sampai dengan 38,5 derajat celsius, nadi yang cepat, tampak lemah, nafas berbau, timbul pembengkakan kelenjar leher. Pada difteri jenis ini juga akan tampak membran berwarna putih keabu abuan kotor di daerah rongga mulut sampai dengan dinding belakang mulut (faring).- Difteri laring dengan gejala tidak bisa bersuara, sesak, nafas berbunyi, demam sangat tinggi sampai 40 derajat celsius, sangat lemah, kulit tampak kebiruan, pembengkakan kelenjar leher. Difteri jenis ini merupakan difteri paling berat karena bisa mengancam nyawa penderita akibat gagal nafas.- Difteri kutaneus dan vagin*l dengan gejala berupa luka mirip sariawan pada kulit dan vagin* dengan pembentukan membran diatasnya. Namun tidak seperti sariawan yang sangat nyeri, pada difteri, luka yang terjadi cenderung tidak terasa apa apa.

Melihat bahayanya penyakit ini maka bila ada anak yang sakit dan ditemukan gejala diatas maka harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan. Pasien biasanya akan masuk rumah sakit untuk diopname dan diisolasi dari orang lain guna mencegah penularan. Di rumah sakit akan dilakukan pengawasan yang ketat terhadap fungsi fungsi vital penderita untuk mencegah terjadinya komplikasi. Mengenai obat, penderita umumnya akan diberikan antibiotika, steroid, dan ADS (Anti Diphteria Serum).

Dengan pengobatan yang cepat dan tepat maka komplikasi yang berat dapat dihindari, namun keadaan bisa makin buruk bila pasien dengan usia yang lebih muda, perjalanan penyakit yang lama, gizi kurang dan pemberian anti toksin yang terlambat.

Airborne Disease - [DOCX Document] (23)

Walaupun sangat berbahaya dan sulit diobati, penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan cara menghindari kontak dengan pasien difteri yang hasil lab-nya masih positif dan imunisasi.

Mencegah Penyakit Difteri

Sebelumnya saya tidak tahu, apa itu penyakit difteri. Yang saya tahu, difteri tergolong penyakit menular terutama terhadap anak-anak, bahkan penyakit ini bisa menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak. Meskipun penyakit ini sudah jarang terjadi pada saat ini, bukan berarti kita tidak mewaspadainya. Agar kita dapat menghindar dari penyakit ini, alangkah baiknya jika kita mengetahui secara lengkap apa itu penyakit difteri, apa penyebabnya dan bagaimana menanganinya. Semoga catatan ini memberikan manfaat untuk Anda semua.

Difteri, secara garis besar adalah penyakit menular yang ditandai dengan sakit pada kerongkongan. Selain itu juga dapat membuat penderita mengalami sakit pada saat menelan, badannya akan terasa lemah. Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Kuman bakteri yang ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri ini, seringkali menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring/tenggorokan) dan laring. Selain menyerang tonsil, faring, atau laring, adakalanya kuman ini menyerang selaput lendir atau kulit serta kadang-kadang konjungtiva atau vagin*.

Gejala Difteri

Gejala penyakit ini mulai timbul dalam waktu 1-4 hari setelah terinfeksi. Tanda pertama dari difteri adalah sakit tenggorokan, demam dan gejala yang menyerupai pilek biasa. Bakteri akan berkembang biak dalam tubuh dan melepaskan toksin (racun) yang dapat menyebar ke seluruh tubuh dan membuat penderita menjadi sangat lemah dan sakit.Gejala-gejala lain yang muncul, antara lain:

Menelansakit,batukkerasdansuaramenjadiparau

Airborne Disease - [DOCX Document] (24)

Mualdanmuntah-muntah Demam,menggigildansakitkepala Denyutjantungmeningkat Terbentukselaput/membranyangtebal,berbintik,berwarnahijaukeco*klatanataukeabu-abuan

dikerongkongansehinggasukarsekaliuntukmenelandanterasasakit. Biladifteribertambahparah,tenggorokanmenjadibengkaksehinggamenyebabkanpenderita

menjadisesaknafas,bahkanyanglebihmembahayakanlagi,dapatpulamenutupsamasekalijalanpernafasan.

Kelenjarakanmembesardannyeridisekitarleher. Kadang-kadangtelingamenjaditerasasakitakibatperadangan Penyakitdifteridapatpulamenyebabkanradangpembungkusjantungsehinggapenderitadapat

meninggalsecaramendadak.

Gejala-gejala ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Jika tidak diobati, racun yang dihasilkan oleh kuman ini dapat menyebabkan reaksi peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas sehingga sel-sel jaringan dapat mati.

Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang membentuk suatu membran atau lapisan yang dapat menggangu masuknya udara pernapasan. Membran atau lapisan ini berwarna abu-abu keco*klatan, dan biasanya dapat terlihat. Gejalanya anak menjadi sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan menutup saluran napas yang lebih bawah akan menyebabkan anak tidak dapat bernapas. Akibatnya sangat fatal karena dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.

Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan susunan saraf, biasanya terjadi setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan kuman difteri. Kematian juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.

Serangan berbahaya pada periode inkubasi 1 sampai dengan 5 hari, jarang ditemui lebih lama. Dapat menyebabkan infeksi nasopharynx yang menyebabkan kesulitan bernapas dan kematian. Penyebab utamanya adalah radang pada membran saluran pernapasan bagian atas, biasanya pharynx tetapi kadang2 posterior nasal passages, larynx dan trakea, ditambah kerusakan menyeluruh ke seluruh organ termasuk myocardium, sistem saraf, ginjal yang disebabkan exotosin (Plotkins) organisme.

Ketika difteri menyerang tenggorokan dan tonsil, gejala awalnya adalah radang tenggorokan, kehilangan nafsu makan, dan demam. Dalam waktu 2-3 hari, lapisan putih atau aba-abu ditemukan di tenggorokan atau tonsil. Lapisan ini menempel pada langit-langit dari tenggorokan dan dapat berdarah. Jika terdapat pendarahan, lapisan berubah menjai aba-abu kehijauan atau hitam. Penderita difteri biasanya tidak demam panas tapi dapat sakit leher dan sesak napas.

Diagnosis

Diagnosis diambil berdasarkan gejala dan ditemukannya membran. Tak jarang pula dilakukan pemeriksaan terhadap lendir di tenggorokan dan dibuat biakan di laboratorium. Sedangkan untuk melihat kelainan jantung yang terjadi akibat penyakit ini dilakukan pemeriksaan dengan EKG.

Airborne Disease - [DOCX Document] (25)

Pencegahan dan Pengobatan

Setiap orang dapat terinfeksi oleh difteri, tetapi kerentanan terhadap infeksi tergantung dari pernah tidaknya ia terinfeksi oleh difteri dan juga pada kekebalannya. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kebal akan mendapat kekebalan pasif, tetapi tidak akan lebih dari 6 bulan dan pada umur 1 tahun kekebalannya habis sama sekali. Seseorang yang sembuh dari penyakit difteri tidak selalu mempunyai kekebalan abadi. Paling baik adalah kekebalan yang didapat secara aktif dengan imunisasi.

Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus dan pertusis (DPT) sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang penyuntikan satu – dua bulan. Pemberian imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus dalam waktu bersamaan. Efek samping yang mungkin akan timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit, cara mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas. Berdasarkan program dari Departemen Kesehatan RI imunisasi perlu diulang pada saat usia sekolah dasar yaitu bersamaan dengan tetanus yaitu DT sebanyak 1 kali. Sayangnya kekebalan hanya diiperoleh selama 10 tahun setelah imunisasi, sehingga orang dewasa sebaiknya menjalani vaksinasi booster (DT) setiap 10 tahun sekali.

Selain itu penyakit difteri dapat dicegah dengan cara selalu menjaga kebersihan baik diri maupun lingkungan. Karena penyakit menular seperti difteri ini paling mudah menular dalam lingkungan yang buruk dengan tingkat sanitasi rendah. Tidak hanya itu, penting pula menjaga pola makan yang sehat.

Sedangkan pengobatan difteri difokuskan untuk menetralkan toksin (racun) difteri dan untuk membunuh kuman Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri. Dengan pengobatan yang cepat dan tepat maka komplikasi yang berat dapat dihindari, namun keadaan bisa makin buruk bila pasien dengan usia yang lebih muda, perjalanan penyakit yang lama, gizi kurang dan pemberian anti toksin yang terlambat.

Diolah dari berbagai sumber.

Difteri Pada Anak

DefinisiDifteri adalah suatu penyakit saluran nafas akut yang sangat menular, disebabkan oleh bakteri gram positif batang Corynebacterium diphteriae yang terdiri atas 4 serotipe yaitu; gravis, intermedius, mitis, dan belfanti.

Airborne Disease - [DOCX Document] (26)

EpidemiologiDi Indonesisa, wabah difteri muncul kembali sejak tahun 2001 di Cianjur, Semarang, Tasikmalaya, Garut, dan Jawa Timur dengan case fatality rate (CFR) 11,7-31,9%. Di Jawa Timur sejak tahun 2000-2011, tercatat 335 kasus dengan jumlah kematian 11 orang dan pada tanggal 10 Oktober 2011 Provinsi Jawa Timur dinyatakan berstatus KLB.

Manifestasi KlinisPenularan terutama melalui saluran napas dengan gejala bervariasi dari asimtomatis (dan penderita bertindak sebagai karier) sampai berat yang ditandai dengan obstruksi jalan nafas atau adanya komplikasi (miokarditis yang dapat menyebabkan complete heart block, neuritis; paralisis palatum molle, paralisis okular, paralisis diafragma, atau paralisis ekstremitas, gagal ginjal).

Masa inkubasi antara 1-5 hari dengan perjalanan penyakit bersifat insidious (perlahan-lahan) dimulai dengan gejala yang tidak spesifik seperti demam, lesu, nafsu makan menurun sampai kemudian muncul gejala klinis yang khas diantaranya; sekret hidung bercampur darah (serosanguinus) dan kemudian mukopurulen, membran putih keabu-abuan di tonsil/faring/laring (psudomembran) yang bila dilepaskan akan mengakibatkan perdarahan, limfadenitis servikalis dan submandibula disertai dengan edema jaringan lunak leher (bullneck), serta stridor akibat obstruksi jalan nafas atas.

DiagnosisPemeriksaan penunjang untuk isolasi C. diphteriae, bahan pemeriksaan diambil dengan cara apusan dari tepi atau bagian bawah tepi pseudomembran dan ditanam pada media Loefller atau pemeriksaan preparat langsung meskipun sangat jarang memberi hasil yang positif. Meskipun demikian, diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis tanpa menunggu konfirmasi pemeriksaan laboratorium untuk menemukan kuman C. diphteriae karena penundaan pengobatan akan membahayakan jiwa pasien.

PengobatanTujuan pengobatan adalah menginaktivasi toksin yang belum terikat secepatnya, mengeliminasi C. diphteriae untuk mencegah penularan, serta mengobati penyulit dan infeksi penyerta.

Secara umum, pasien diisolasi selama kurang lebih 2-3 minggu (sampai masa akut terlampaui dan biakan hapus tenggorok negatif 2 kali berturut-turut), dan dukungan nutrisi serta cairan yang baik. Pengobatan khusus terdiri atas (1) Anti Diphteria Serum (ADS) untuk menginaktivasi toksin yang masih beredar dengan dosis sesuai lokasi membran dan lama sakit, (2) Antibiotik yang bertujuan untuk membunuh bakteri dan menghentikan produksi toksin serta memutus rantai penularan dengan Penisilin Prokain 50.000-100.000 IU/kgBB/hari selama 10 hari atau bila ada riwayat hipersensitivitas pensilin, diganti dengan eritromisin 50 mg/kgBB/hari selama 5 hari, (3) Kortikosteroid bila ada indikasi, yaitu pada keadaan obstruksi jalan nafas atas serta miokarditis, Prednison 2 mg/kgBB/hari selam 2 minggu kemudian diturunkan bertahap.

PrognosisBila antitoksin diberikan pada hari pertama, angka kematian pada penderita kurang dari 1%,

Airborne Disease - [DOCX Document] (27)

namun dengan penundaan lebih dari hari ke-6 akan menyebabkan angka kematian meningkat sampai 30%.

PencegahanSecara khusus dilakukan dengan memberikan imunisasi DPT dan pengobatan karier.

ImunisasiImunisasi DPT merupakan vaksin mati, sehingga untuk mempertahankan kadar antibodi menetap tinggi di atas ambang pencegahan, kelengkapan ataupun pemberian imunisasi ulangan sangat diperlukan. Imunisasi DPT lima kali harus dipatuhi sebelum anak berumur 6 tahun.

Apabila belum pernah mendapat DPT, diberikan imunisasi primer DPT tiga kali dengan interval masing-masing 4 minggu. Apabila imunisasi belum lengkap segera dilengkapi (lanjutkan dengan imunisasi yang belum diberikan, tidak perlu diulang), dan yang telah lengkap imunisasi primer (< 1 tahun) perlu dilakukan imunisasi DPT ulangan 1x.

Pengobatan karierPengobatan yang diberikan adalah Penisilin 100 mg/kgBB/hari oral/suntikan, atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari selama satu minggu.

Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak IndonesiaUnit Kerja Kordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis

Airborne Disease - [DOCX Document] (2024)
Top Articles
Latest Posts
Article information

Author: Mr. See Jast

Last Updated:

Views: 5424

Rating: 4.4 / 5 (75 voted)

Reviews: 90% of readers found this page helpful

Author information

Name: Mr. See Jast

Birthday: 1999-07-30

Address: 8409 Megan Mountain, New Mathew, MT 44997-8193

Phone: +5023589614038

Job: Chief Executive

Hobby: Leather crafting, Flag Football, Candle making, Flying, Poi, Gunsmithing, Swimming

Introduction: My name is Mr. See Jast, I am a open, jolly, gorgeous, courageous, inexpensive, friendly, homely person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.